Bijaksana

Mungkin selama ini hidup gua kebanyakan ketawa, cengengesan ataupun cengar-cengir ga jelas. Orang mungkin ngeliat gua kaya anak kecil yang di umur sekarang masih ketawa-ketawa dan becanda membicarakan sesuatu yang kadang engga penting dan engga serius. Jauh dari kesan dewasa dah pokoknya he..he..

Temen gua si Agni pernah bilang, ah lu banyakan ketawanya le, Cuwawaan.. kalo dalam bahasanya dia. jadi kesan nya lu engga dewasa, kata Agni pada suatu hari. Ya... mungkin dari luar gua emang terlihat seperti itu dan gua juga engga bisa menyalahkan dia kalo dia memberi penilaian ke gua seperti itu.

Tapi buat gua kedewasaan seseorang tidak bisa dilihat dari seberapa seringnya seseorang ketawa dan cengengesan. Bukan berarti orang yang sering cengar-cengir itu tidak dewasa dan malah terlihat kekanak-kanakan dan bukan jaminan juga seseorang yang serius dalam menjalani hidupnya itu udah pasti dewasa. Kadang kita melihat beberapa kasus orang yang kita nilai dewasa malah melakukan hal-hal yang kekanak-kanakan he..he...

Dewasa itu mungkin sebuah pilihan, kadang ada beberapa kejadian dalam hidup kita yang harus kita sikapi secara dewasa misalnya dalam hal-hal yang prinsip. Engga mungkin juga kita cengar-cengir menyikapi hal yang menyangkut masa depan kita baik masa depan yang bersifat keduniaan apalagi masa depan yang berhubungan dengan akhirat kita, kalo yang ini sih karena pada akhirnya kita akan mati maka kita juga tidak boleh main-main dalam menjalankan peran sebagai umat beragama.

Gua sendiri males disebut dewasa karena buat gua menjadi dewasa itu berarti menjadi seperti orang tua yang harus terlihat dewasa di depan anak-anak nya he..he.., tapi gua lebih suka dengan kata bijaksana. Iya... gua kadang selalu menyikapi semua kejadian yang baik maupun yang tidak enak dengan cara yang bijaksana. Kaya misalnya gua mengalami suatu kejadian yang kadang membuat hati dan pikiran gua ga nyaman ya gua mencoba menyikapi nya dengan cara yang bijaksana, meskipun kadang itu dinilai terlalu dini atau terlalu egois tapi menurut gua ya itu udah cara paling bijaksana yang udah gua lakukan.

Sampe sekarang gua sering mengalami kejadian-kejadian yang membuat gua kadang hanya bisa mengelus dada. meskipun keadaan itu kadang membuat gua marah dan engga bisa gua terima bahkan gua kadang suka protes ke Tuhan. Tapi…., pada akhirnya semua kejadian itu selesai ketika gua menyikapinya dengan cara yang bijaksana. Itu yang kadang bisa membuat dada gua lapang dan bisa tersenyum meskipun kenyataan yang gua terima itu pahit tapi bukan kah lebih baik tersenyum dalam sepahit-pahit nya keadaan daripada meratapi dan terpuruk dalam keadaan atau nasib yang kadang tidak selalu berpihak kepada kita.

Terima saja dulu semua keadaan yang datang dalam hidup kita. kalau yang menghampiri ke kita sebuah keadaan yang baik ya kita harus bersyukur karena kita nyaman dengan keadaan itu. begitu juga bila yang datang adalah sebuah keadaan yang membuat kita tersungkur ke dasar jurang dan membuat kita terpuruk. Ya… kita kadang juga harus bisa menerima keadaan itu, bukan kah Tuhan selalu menguji setiap umatnya dengan berbagai macam keadaan. Jika Tuhan mau menguji kita dengan keadaan yang tidak menyenangkan ya kita harus bijaksana menyikapinya tapi bukankah disetiap musibah pasti ada hikmahnya yang bisa membuat kita naik kelas ke yang lebih tinggi. Amin.

Gua sih ambil positifnya aja. ketika gua lagi tertekan dalam suatu keadaan yang kurang mengenakan ya gua berusaha sebisa mungkin untuk tetap bersyukur dan tersenyum. bahkan kalo ketemu orang-orang, gua masih bisa cengengesan dan tertawa lepas padahal sebenernya gua lagi dalam keadaan tertekan. Tapi sebisa mungkin gua engga mau ngasih liat ke temen-temen atau sahabat-sahabat gua kalo saat itu sebenernya gua lagi dalam keadaan kurang menguntungkan he..he... Seperti kata sebuah petuah yang menurut gua agak bijak bahwa cengengesan adalah sumber kehidupan he..he..

Komentar

Postingan Populer