Pagi ini gua menerima kabar duka tentang kepergian Mas Said, temen sekaligus rekan jurnalis waktu sama-sama di harian Monitor Depok. Iya, sosok yang gua kenal tangguh ini pergi menghadap rahmatullah karena sakit yang dideritanya. Kenapa gua bilang tangguh, dulu Mas Said yang gua kenal adalah seorang yang memiliki banyak aktifitas namun tetap menjalani pekerjaannya sebagai jurnalis. Gua inget waktu itu dia masih harus berjuang menyelesaikan kuliahnya di UNJ dan mengajar di salah satu bimbingan belajar. Mas Said hadir di Monde engga lama setelah gua bersama tiga temen gua (hendro, martina, dan vira) masuk Monde. Dulu gua inget dia duduk membelakangi gua tepatnya di samping mejanya Vira. Engga banyak cerita yang gua tahu tentang Mas Said karena ketika sore kami sama-sama deadline kami sibuk dengan berita masing-masing. Paling gua cuma menyapa dia dengan panggilan "Mas Saiiiddddd" dengan logat sok-sok arab gitu. Tapi ada satu kejadian yang gua mungkin engga pernah lupa karena wak