Selamat Jalan Mas Said

Pagi ini gua menerima kabar duka tentang kepergian Mas Said, temen sekaligus rekan jurnalis waktu sama-sama di harian Monitor Depok. Iya, sosok yang gua kenal tangguh ini pergi menghadap rahmatullah karena sakit yang dideritanya.

Kenapa gua bilang tangguh, dulu Mas Said yang gua kenal adalah seorang yang memiliki banyak aktifitas namun tetap menjalani pekerjaannya sebagai jurnalis. Gua inget waktu itu dia masih harus berjuang menyelesaikan kuliahnya di UNJ dan mengajar di salah satu bimbingan belajar.

Mas Said hadir di Monde engga lama setelah gua bersama tiga temen gua (hendro, martina, dan vira) masuk Monde. Dulu gua inget dia duduk membelakangi gua tepatnya di samping mejanya Vira. Engga banyak cerita yang gua tahu tentang Mas Said karena ketika sore kami sama-sama deadline kami sibuk dengan berita masing-masing. Paling gua cuma menyapa dia dengan panggilan "Mas Saiiiddddd" dengan logat sok-sok arab gitu.

Tapi ada satu kejadian yang gua mungkin engga pernah lupa karena waktu itu Pemred Kami (Almarhum) Pak Nyoto marah besar. Kejadian itu terjadi saat kami baru saja melewati tegangnya deadline. Entah siapa yang memulai bercanda antara Mas Said dengan si Hendro yang meledek saat salah satunya lagi ngetik berita. Kejadian itu kontan membuat (Alm) Pak Nyoto marah besar karena dia tidak suka ketika bekerja ada anak buahnya yang mengganggu ngajak bercanda. Kami pun (anak-anak baru yang masih diatas) kena marah. Gua yang saat itu udah selesai ngetik berita sama Mas Said, Hendro  jadi sasaran marahnya Pak Nyoto, padahal gua engga ikut-ikutan bercanda.

Kejadian itu membuat kita sesama anak baru di Monde jadi akrab. Beberapa kali gua ngobrol bareng Mas Said di sela-sela deadline maupun di waktu senggang. Gua inget dulu dia curhat soal membagi waktu antara kuliah, ngajar dan pekerjaannya di Monde. Gua cuma bilang, "jalanin aja Id, asal lu bisa membagi waktu mah santai aja." Said memang gua lihat lebih rajin dibandingin temen gua si Endro yang kadang tidur di kosan dan engga jarang minta berita sama gua.

Engga beberapa lama gua mengundurkan diri dari Monde dan Mas Said tetap di Monde. Setelah itu gua udah engga pernah ketemu Said lagi. sampe hari ini gua denger kabar dia udah pergi untuk selama-lamanya, sedikit kenangan bareng dia di awal-awal karir gua sebagai jurnalis cukup membekas di benak gua.

Selamat jalan Id, semoga semua amal baik dan ibadah mu di terima disisiNya...

Senja, di tanggal 30-12-2014

Komentar

Postingan Populer