Inilah Wajah Baru Stasiun Maja, Parung Panjang, dan Kebayoran



Datang telegram darimu
Dua hari yang lalu
Tunggu aku…
Di Stasiun kereta itu pukul satu..

Lagu Bang Iwan Fals berjudul Kereta Tiba Pukul Berapa mengiringi perjalanan saya menuju Stasiun Palmerah Sabtu pagi kemarin. Hari itu saya menjadi salah satu blogger Tau Dari Blogger (TDB) yang ikut serta dalam acara Sinergi TDB dan DJKA Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI melihat 3 stasiun baru yang akan diresmikan 11 Mei mendatang. Ketiga Stasiun kereta tersebut adalah Stasiun Maja, Stasiun Parung Panjang, dan Stasiun Kebayoran. Stasiun Palmerah di Jakarta Barat menjadi titik kumpul kami menuju ketiga stasiun tersebut.
Stasiun Palmerah menjadi titik awal pemberangkatan
Sekitar pukul delapan saya tiba di Stasiun Palmerah. Stasiun yang bangunannya baru ini menjadi awal keberangkatan kami. Sedikit terpukau juga saya saat menginjakan kaki di stasiun ini. Selain bangunannya baru, stasiun ini sangat bersih dan lapang. Sejauh mata memandang terlihat stasiun dengan atap yang tinggi dengan dominasi warna putih dan biru. Fasilitas umum yang nyaman seperti toilet dan mushola tersedia di stasiun yang letaknya berdekatan dengan Pasar Palmerah ini.
Pintu masuk Stasiun Palmerah
Beberapa teman blogger dari TDB sudah berada di Stasiun Palmerah. Tidak lama kemudian, Kepala Humas Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Joice Hutajulu, tiba di Stasiun Palmerah. Dengan ramah Mba Joice menyapa saya dan para blogger lainnya. Kami berkenalan dan berbincang-bincang santai mengenai stasiun yang akan kami kunjungi nanti sambil menunggu  teman-teman blogger lainnya. 

Setelah semua teman-teman blogger berkumpul sekitar pukul Sembilan, kami berangkat menuju pemberhentian pertama yakni Stasiun Maja. Menumpang Commuter Line menuju Stasiun Maja, rombongan yang terdiri dari 30 orang pun berangkat. Commuter Line yang kami tumpangi agak padat siang itu, tapi tidak mengurangi antusias kami untuk melihat stasiun Maja yang 11 Mei besok akan diresmikan.
Sebelum berangkat briefing dulu oleh Mba Joice



Stasiun Maja yang berada di Kabupaten Lebak, Banten.

Sekitar pukul 11.00 WIB kami tiba di Stasiun Maja. Menginjakan kaki di Stasiun yang terletak di Kabupaten Lebak, Banten, ini terasa menyenangkan. Pemandangan stasiun yang bersih dan nyaman sangat terasa di sini. Kami diajak oleh Mba Joice untuk berkeliling di stasiun yang memiliki bangunan memanjang arah utara selatan dengan tinggi stasiun sekitar 15,2 meter ini. Ada beberapa ruangan di stasiun ini seperti toilet, mushola, dan ruang kesehatan.Stasiun ini juga memiliki halaman peron yang luas serta nyaman. Ada juga fasilitas lift untuk pengunjung yang malas menaiki tangga menuju pintu keluar stasiun. Di bagian depan stasiun, tulisan Stasiun Maja berwarna merah terpasang dengan gagah. Stasiun ini juga memiliki halaman parkir yang cukup luas yang terletak di sebelah kanan dan kiri stasiun. Selain itu, tepat di depan Stasiun Maja juga banyak pedagang yang menjajakan makanan dan buah-buahan untuk penumpang yang ingin membeli makanan ataupun oleh-oleh.
Tiba di Stasiun Maja


Stasiun Maja terletak di Km 62+548 antara Stasiun Tigaraksa – Stasiun Ciretas Lintas Tanah Abang – Merak. Gedung Stasiun berlantai dua ini memiliki luas 570 m2 dengan panjang mencapai 19 meter serta lebar 30 meter. Stasiun ini memiliki kapasitas penumpang  mencapai 1.113 orang.  Stasiun Maja memiliki luas peron 2.400 m2 dengan panjang peron 200 meter serta tinggi 1 meter dari elevasi rel. Ditjen Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan sepertinya membangun Stasiun Maja dengan penuh kenyamanan untuk para penumpang. Kenyamanan sangat terasa karena di stasiun ini dilengkapi dengan fasilitas untuk penumpang seperti toilet, mushola, ruang kesehatan. Selain itu, bagi penumpang yang membawa bayi yang masih menyusui, di Stasiun Maja juga terdapat ruang menyusui yang nyaman bagi ibu dan anak.
Loket di Stasiun Maja

 
Tangga keluar Stasiun Maja
Setelah puas berkeliling Stasiun Maja, saya dan rombongan pun segera beranjak untuk menuju pemberhentian kedua yakni Stasiun Parung Panjang. Stasiun Parung Panjang terletak di antara Stasiun Cicayur dan Stasiun Cilejit, Lintas Tanah Abang Merak. Hampir serupa dengan Stasiun Maja, Stasiun Parung Panjang juga memiliki bentuk memanjang arah utara – selatan dengan tinggi stasiun sekitar 14,6 meter. 
Stasiun Parung Panjang
Stasiun Parung Panjang memiliki gedung 2 lantai dengan luas mencapai 756 m2. Stasiun ini memiliki panjang 21 meter dan lebar 36 meter. Kapasitas penumpang di stasiun ini sekitar 1476 penumpang. Stasiun ini memiliki 3 peron dengan tinggi 1 meter dari elevasi rel. Luas peron mencapai  2400 m2. Panjang peron di stasiun ini 200 meter dan lebar peron 2 meter. Sama seperti Stasiun Maja, Stasiun Parung Panjang juga dilengkapi dengan fasilitas umum seperti toilet, mushola, ruang kesehatan, serta tidak ketinggalan ruang menyusui untuk ibu-ibu yang membawa bayi yang masih menyusui.
Ruang menyusui di Stasiun Parung Panjang

Ketika berada di Stasiun Parung Panjang, kami menyempatkan diri untuk makan siang di sebuah rumah makan yang berada di sekitar stasiun. Kami melintasi pasar yang berada persis di sekitar Parung Panjang. Penumpang bisa membeli aneka sayur-sayuran, buah-buahan hingga barang keperluan lainnya di area pasar. Sayangnya, jalan di sekitar Stasiun Parung Panjang masih terasa kurang nyaman karena selain rusak, berjalan kaki di sekitar Stasiun Parung Panjang juga terasa padat dengan angkutan umum yang ngetem di sekitar stasiun.

Sehabis makan siang, saya dan rombongan langsung  menuju pemberhentian terakhir yakni Stasiun Kebayoran. Stasiun yang berada di wilayah selatan Jakarta ini terletak di Km 13+820 antara Stasiun Pondok Ranji dan Stasiun Palmerah Lintas Tanah Abang – Merak. Stasiun Kebayoran memiliki bangunan memanjang arah utara selatan dengan tinggi stasiun mencapai 14,5 meter. Stasiun berlantai dua ini memiliki luas mencapai 3.384 m2 dengan panjang 120 meter dan lebar 28.2 meter. Kapasitas penumpang di Stasiun Kebayoran mencapai 6609 orang. Stasiun Kebayoran juga dilengkapi fasilitas umum untuk penumpang seperti toilet, mushola, ruang kesehatan, ruang menyusui serta halaman parkir yang cukup luas. Akses menuju stasiun ini juga sangat mudah karena dilintasi beberapa sarana angkutan umum seperti Bus Transjakarta serta metromini.
Stasiun Kebayoran
 



Kereta Comutter Line melintasi Stasiun Kebayoran
Stasiun Kebayoran menjadi stasiun terakhir yang kami kunjungi dan menjadi titik perpisahan dari perjalanan menyenangkan bersama Mba Joice dan tim nya dari Direktorat Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Dari perjalanan ini saya jadi mengetahui  jika sekarang Direktorat Perkeretaapian Kementerian Perhubungan sedang melakukan pembangunan stasiun-stasiun yang nyaman untuk para penumpang. Saat ini saya merasakan sudah tidak ada lagi stasiun yang kotor dan tidak terawat seperti jaman saya kuliah dulu karena pelan-pelan stasiun-stasiun ini sudah berganti wajah menjadi stasiun yang bersih, terawat dan juga nyaman bagi para penumpang. 

* Foto-foto Dokumen Pribadi

Berikut ini foto-foto keceriaan kami kemarin :  

Bersiap berangkat menuju Stasiun Maja


Keceriaan di dalam Comutter Line menuju Stasiun Maja



 
Naik kereta api tut..tut..tut.. siapa hendak turut...
Mba Joice sedang memberikan informasi mengenai Stasiun Maja kepada teman-teman Tau Dari Blogger

Komentar

Postingan Populer