Hanya sedikit Hipotesis Menyesatkan (Catatan dari Seorang Pejalan Kaki)
Tadinya gua males mengupload tulisan ini, karena pasti
rada-rada sedikit kontroversi (kalah dah
tuh kontroversi Jupe jalanin ritual di pantai selatan biar kaya Suzzana
he..he.., padahal mah orang-orang juga tahu, kalo liat Suzzana serem, tapi kalo
liat Jupe mah yang ada malah Piktor (alias Pikiran Kotor) he..he..).
Tapi karena dalam seminggu ini ada dua kejadian yang
mengusik rasa keadilan gua (Iya, tragedi Tugu Tani sangat-sangat mengusik rasa
keadilan dihati gua. Gua ngebayangin
mereka yang tidak bersalah harus kehilangan nyawa karena ulah ugal-ugalan plus
pengaruh obat dari seorang Afriyani). Ah
seandainya Afriani dugemnya didalem gedung DPR, terus dia menabrak beberapa
anggota DPR yang tidak tahu malu itu, mungkin gua dan juga masyarakat Indonesia
yang lain jtidak terlalu terusik rasa keadilannya.
Selain Tugu Tani, peristiwa seorang Ibu misterius yang
mengusir pengendara moto di trotoar juga lumayan mencuri perhatian. Gua mikir ini ibu keren berani berdebat sama
pengendara motor yang hampir semua kalo kita bilangin malah galakan dia
(sebenernya sih males juga berurusan sama pengendara motor yang emang kadang
suka seenak jidatnya naek ke trotoar yang dikhususkan untuk pejalan kaki). Dua peristiwa
itu emang sangat dekat dengan gua karena
gua juga seorang pejalan kaki.
Iya, gua merasa mesti lebih hati-hati ketika berjalan di
trotoar, karena mungkin Afriyani-afriyani lainnya masih banyak yang berkeliaran
di jalan-jalan Jakarta dan lebih kacau lagi, ketika suatu hari mungkin gua
harus beradu otot dengan pengendara motor yang sering mengambil trotoar di
jalan sekitar Slipi arah Palmerah yang setiap hari gua lewatin. (Tapi kalo yang ini sih agak berlebihan juga,
gua sih lebih baik ngalah daripada sinting gara-gara ngeliat ulah pengendara
motor yang seperti ini he..he..).
Iya, gua setiap hari ngeliat para pengendara motor di
Jakarta yang semakin hari semakin liar aja, mereka seperti berlomba-lomba
dijalan untuk mencapai tempat tujuan. Dunia
Seakan-akan mau kiamat besok sampe semua
halang merintang mereka hantam (oia, kiamat denger-denger 2012 ye he..he.., ah
itu kan hanya fiksi belaka he..he..).
Gua juga engga tahu apa yang menyebabkan para pengendara
motor begitu liar dijalan (singa aja mah kalah liarnya sama pengendara motor he..he..,
engga percaya, coba aja lepas satu singa dijalan he..he..), tapi yang pasti perilaku
mereka seperti tidak menghormati pemakai jalan lain, seperti gua misalnya
seorang pejalan kaki he..he...
Weits…. Jangan terlalu serius dulu Brur and Ses baca tulisan
ini, mari kita kaji judul tulisan ini “Hipotesis Yang Menyesatkan” . Pertama, apa hubungannya,pengendara sama hipotesis
menyesatkan ? (tolong, kali ini jangan dipikirin sampe dahi kalian pada
mengkerut, karena lagi-lagi ini hanya sebuah tulisan engga mutu dan engga
penting he..he..). begini ceritanya, pertama, saya mulai dulu dengan hipotesis
(tapi btw hipotesis itu apa ya, ah lupa lagi gua artinya, gara-gara dulu MPK
gua kaga lulus di kampus, jadi lupa dah tuh definisinya he..he… Gua jadi inget
dulu jaman kuliah, duduk di depan rak buku Gramedia Matraman hanya untuk
mencatat definisi berita he..he.., dan itu serunya , harus kucing-kucingan sama
security situ he..he..
Tapi, pas gua inget-inget lagi, hipotesis itu ternyata
artinya kesimpulan sementara jadi tulisan ini juga hanya sebuah kesimpulan yang
masih sementara dan belum berketetapan
tepat (kalah tuh keputusan hakim yang berketetapan kuat dan kadang-kadang bikin kita mengelus dada
saking seringnya kontroversi he..he..).
Setelah melalui latar belakang yang telah saya uraikan
diatas, maka dengan ini saya menyatakan Hipotesis ini menyesatkan he..he.., (jyah, bahasanya skripsi banget ya he..he.., gpp dah, sekali-kali bikin
tulisan yang agak-agak intelek dikit walaupun ujung-ujungnya engga mutu juga
he..he..). mau tahu hipotesisnya, lanjut aja dah bacanya ya Brur And Ses.
Begini hipotesisnya : buat saya, orang sepintar apapun yang tinggal di Jakarta, ketika dia sedang mengendarai sepeda motor maka dia tidak akan menggunakan otaknya untuk berpikir (stop..., sampe situ aja hipotesisnya he..he..). Tolong jangan ada perdebatan ya dengan teman sebelah yang sama-sama baca tulisan ini he..he.. , nanti jadi berantem gara-garaa tulisan ini kan jadi engga lucu juga he..he..
Setelah baca hipotesis itu, maka pertanyaan yang muncul
adalah “Kok lu bisa ngomong kaya gitu le ?” iya, ini sedikit pengalaman gua
aja, setiap pagi gua turun di Halte bis Slipi dan harus berjalan kaki beberapa
ratus meter untuk sampai ke kantor tempat gua bekerja. nah sepanjang jalan itu
gua melewati trotoar yang disediakan tentunya untuk pejalan kaki tapi gua harus
sedikit menepi karena jalur untuk gua jalan itu diambil semua oleh para
pengendara motor. (terus gua sedikit bertanya, Ini otaknya para di taro di
dengkul kali ya, masa pada engga tahu bedanya jalanan sama trotoar he..he..).
Sebenernya sih gua yakin dan percaya banget mereka pada
punyak otak yang bisa dipake buat mikir, tapi mungkin ketika diatas motor yang
terjadi adalah Motor menjadi raja. Maka selanjutnya, otak para pengendara motor
ini diatur motor yang harus mendapatkan jalan dan bak perilaku seorang raja,
motor ini bebas mengantam trotoar sesuka hati engga peduli disitu ada hak
pejalan kaki he..he..(Ya raja kan juga begitu perilakunya, bebas menghantam perempuan manapun untuk
menjadi permaisurinya he..he..).
Gua sih engga ada maksud apa-apa dengan tulisan ini, karena
sekali lagi ini Cuma hipotesis yang menyesatkan he..he.., tapi jangan sampe
juga hipotesis ini jadi sebuah kesimpulan yang menyimpulkan bahwa emang para
pengendara motor di Jakarta tidak
menggunakan otaknya ketika mengendarai sepeda motor (mungkin mereka taro sebentar
otak itu di dengkul, ya itung-itung mengistirahatkan otak yang lelah mikirin
masalah hidup di Jakarta he..he..).
Gua cuma mau balikin lagi ke para pengendara motor, kalau emang
engga mau dicap engga punya otak, ya cobalah menghargai para pejalan kaki yang
membutuhkan trotoar untuk mereka jalan .
Toh motor juga udah ada bagiannya masing-masing yang kaga bakal
diserobot sama pejalan kaki (kebayang juga pejalan kaki jalan di tengah jalan,
bakalan habis dimaki-maki pengendara motor, Mata lu dimana he..he.., atau
bahkan bisa menjadi santapan empuk buat Afriani-afriani lain untuk menabrak
para pejalan kaki !!! ).
Komentar
Posting Komentar