Maaf Jika saya menyalahkan Anda….

Tulisan ini bukan saya maksud untuk mendeskriditkan Anda, tapi buat saya, gagal mengeksekusi tendangan penalti di moment paling penting buat Bangsa ini adalah suatu kesalahan besar yang sulit untuk dilupakan.

Saya tahu ada beban tersendiri buat Anda untuk mengeksekusi tendangan penalti di final ini. Apalagi di tonton oleh puluhan ribu supporter fanatik yang hadir di stadion kebanggaan kita dan mungkin di tonton oleh dua ratus juta lebih penduduk Indonesia yang sudah menanti-nantikan gelar juara piala AFF.

Tapi…., mengapa begitu pelan nya Anda menendang penalti dan seolah kaki Anda tidak mempunyai kekuatan untuk menendang bola itu sekencang-kencangnya sampai tidak mungkin lagi di tangkap penjaga gawang Malaysia.

Dari kegagalan itu, selesailah sudah pertandingan final itu untuk kekalahan bangsa kita. Bagi saya penalti itu sebuah momentum. bagaimana mulai hebatnya penyerangan tim kita sampai akhirnya penalti itu pun tercipta dan Anda menyia-nyiakan begitu saja peluang emas yang harusnya 90 % menjadi gol.

Seandainya Anda bisa mencetak gol, saya berkeyakinan pasti mental pemain Malaysia itu turun dan kita bisa melanjutkan ritme penyerangan bertubi-tubi ke gawang mereka dan tinggal menunggu waktu untuk gol-gol selanjutnya. Saya malah berkeyakinan seandainya penalti itu gol bukan tidak mungkin babak pertama kita sudah bisa menang 3-0.

Lihatlah bagaimana pemain Malaysia sangat tahu caranya memanfaatkan momentum dalam sebuah pertandingan sepak bola. Ketika kita kehilangan konsentrasi akibat laser dari para penonton tuan rumah, pemain Malaysia bisa menceploskan gol ke gawang kita dan yang terjadi selanjutnya tak kurang dari 10 menit dua gol juga tercipta untuk membuat wajah pemain kita tertunduk lesu saat meninggalkan lapangan.

Terus terang saya sangat kecewa, apalagi kekalahan ini kita harus terima dari Negara yang bernama Malaysia. Saya bisa terima tim ini kalah beberapa kali dengan Thailand di Final AFF (dulu piala Tiger namanya) tapi begitu tahun ini kita kalah dari Malaysia maka semakin terinjaklah harga diri bangsa ini dimata mereka. buat saya, Intinya kita boleh kalah dari Thailand, Vietnam, Laos tapi tidak dengan Malaysia.

Kenapa saya begitu kecewa dengan kekalahan dari Malaysia ini karena hati nurani saya selalu terusik begitu melihat berita TKI kita di siksa dan di bunuh di Negeri Jiran tersebut. Buat saya, mereka disana berjuang dengan bekerja untuk menafkahi keluarganya dan bahkan menafkahi Negara ini dengan masuknya devisa tapi perlakuan terhadap mereka sangat tidak adil.

Pemerintah Negara ini pun seperti tidak terlalu memperdulikan nyawa-nyawa TKI kita melayang begitu saja di tangan warga Malaysia yang semena-mena menyiksa para TKI dan hanya melakukan tindakan hukum apa adanya dan tidak pernah serius menangani masalah ini. Sepertinya kita membiarkan saja penyiksaan ini berjalan setiap tahunnya dan lagi-lagi kita mendengar TKI kita meninggal di Malaysia.

Belum lagi arogansi warga mereka yang seenak jidatnya mengklaim batik dan reog sebagai hasil kebudayaan mereka yang lagi-lagi membuat hati nurani saya bahkan warga bangsa ini terusik. Betapa tidak terimanya bangsa ini begitu mereka mengklaim reog sebagai budaya mereka. Bahkan kita sampai ramai-ramai berdemo ke kedutaan mereka untuk menunjukan bahwa batik dan reog adalah milik Indonesia.

Tambah lagi dengan lepasnya pulau sipadan dan Ligitan (kalo salah maaf, saya lupa namanya) ke tangan mereka itu menambah daftar kekecewaan saya kepada Malaysia. Dulu ada semboyan Ganjang Malaysia yang di cetuskan Bung Karno yang mungkin wujud kebencian sang presiden terhadap ulah Negara bekas jajahan Inggris itu.

Entah dengan kekalahan ini apa yang mereka akan perbuat terhadap bangsa kita, yang jelas ini membuat warga mereka semakin arogan dan memandang bangsa kita dengan sebelah mata seperti yang selama ini mereka lakukan dengan menyebut warga kita dengan sebutan Indon.

Kecewa memang tinggal kecewa… tapi saya berharap next time Timnas kita bisa lebih baik lagi dan mengalahkan Malaysia bukan hanya sekedar balas dendam tapi juga demi harga diri bangsa ini. Buat Anda, mungkin lain kali Anda bisa berlatih tendangan pinalti lebih sering lagi biar bisa menjebol gawang mereka berkali-kali. Masa kita harus menaturalisasi 8 pemain lagi biar bisa mengalahkan mereka. Apa jadinya persepakbolaan ini jika pemain lokalnya tidak berlatih lebih keras untuk bisa juara.

Saya juga tidak mengharapkan sepuluh warga asing menjadi pemain bola Negara ini dan kita hanya menyisahkan satu orang Markus Horizon di posisi kiper sebagai satu-satunya anak bangsa di Timnas. Satu yang pasti, saya tetap akan menjadi pendukung Anda dan teman-teman di Timnas dan sedikit berharap agar kita tidak hanya selalu jadi finalis tapi kita harus jadi JUARA.

sekali lagi saya mohon maaf, ini hanya sebuah bentuk ungkapan kekecewaan saya yang tidak bisa saya pendam berlama-lama.

Komentar

  1. ya ampun sabar le..tapi perjuangan timnas kita patut diacungin jempol lho (menurut gw sih),dan ini pertama kali dalam seumur hidup gw merasa bangga sama timnas indonesia,hihihi, deg2an gw nonton nya..seru bangeett..gilaak :D

    BalasHapus
  2. emang sih tendangan penalti nya mengecewakan, but we all will learn from our mistakes right (;
    dua tahun lagi, timnas indonesia jadi juaraa..*amiin

    BalasHapus
  3. semoga dua tahun lagi beneran jadi juara cha he..he..

    BalasHapus
  4. woohh..optimis dong le...hahaa

    BalasHapus
  5. btw mampir ke blog gw dong le, nuansa nya djenar maesa ayu banget *ke-PD-an*...hahaha

    www.icapelukismimpi.blogspot.com

    BalasHapus
  6. gua udah liat blog lu cha, keren.. keren.. udah mulai nulis neh ceritanya he..he..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer