Sekedar Opini dari Kabar Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis PB Djarum
Tiba-tiba kabar tentang PB Djarum
menghentikan audisi umum beasiswa bulu tangkis menyeruak di timeline media sosial
saya. Tahun 2019 ini menjadi audisi terakhir dari beasiswa bulu tangkis
perusahaan rokok ternama di Indonesia ini.
Pengumuman audisi umum pemberian beasiswa terakhir PB Djarum (dok PB Djarum) |
Terbayang jika tahun depan mimpi ratusan
bahkan ribuan anak-anak untuk menjadi atlet bulu tangkis professional seperti
Kevin Sanjaya harus berakhir karena mereka tidak bisa lagi mendapatkan beasiswa
dari PB Djarum untuk mewujudkan mimpi menjadi atlet bulu tangkis hebat seperti
para pendahulunya.
Tiba-tiba juga saya seperti kilas
balik dimana saat itu saya masih menulis di kantor saya yang kebetulan menjadi
salah satu agency Djarum yang mengelola website beswan djarum. Oia Beswan
Djarum ini merupakan program pemberian beasiswa kepada mahasiswa-mahasiswa dari
seluruh Indonesia yang diberikan Djarum Bakti Pendidikan, salah satu program
bakti dibawah Corporate Social Responsibility (CSR) Djarum.
Iya, sebagai reporter di website resmi
beswan saya bisa melihat langsung bagaimana Djarum membantu ratusan mahasiswa
di seluruh Indonesia untuk mewujudkan mimpi mereka meraih gelar S1. Tidak hanya
dalam bentuk uang, tapi juga Djarum memberikan pelatihan soft skill dan kepemimpinan
untuk para beswan Djarum di seluruh Indonesia.
Sebagai salah satu perusahaan rokok
terbesar di Indonesia, saya melihat niat baik Djarum memberikan beasiswa kepada
mahasiswa sebagai salah satu bentuk kepedulian mereka terhadap dunia Pendidikan
di Indonesia. Dan saya lihat semua itu dilakukan tanpa embel-embel menyuruh
mahasiswa penerima beasiswa Djarum yang jumlahnya ratusan orang itu merokok
atau mereka mengajak para mahasiswa ini untuk membeli rokok Djarum misalnya.
Nah di olahraga pun begitu, saya
percaya niat baik Djarum untuk mewujudkan mimpi anak-anak Indonesia menjadi
juara dunia bulu tangkis seperti Kevin Sanjaya. Dan itu sekarang sepertinya
sudah tinggal mimpi hanya karena sentimen negatif KPAI dan salah satu LSM yang
hanya melihat sisi buruknya saja.
Dua hal diatas memang menjadi bentuk
tanggung jawab sosial Djarum sebagai perusahaan rokok lewat Bakti Pendidikan
dengan pemberian beasiswa serta bakti olahraga lewat PB Djarum nya. Djarum
sendiri punya 5 bakti, selain pendidikan dan olahraga, masih ada bakti budaya,
bakti lingkungan satu lagi saya lupa bakti apa. Kesemuanya masuk dalam program
Corporate Social Responsibility (CSR) nya Djarum.
Mungkin menurut saya, salahnya Djarum itu perusahaan rokok yang identik menjual racun. Seandainya Djarum perusahaan elektronik atau makanan yang tidak menjual racun mungkin tidak akan ada yang mencari celah negatif dari pemberian beasiswa ini.
Tapi apakah salah jika mereka bertahun-tahun mewujudkan mimpi anak-anak Indonesia untuk berprestasi di kancah internasional dan menjadi sukses berkat menjadi atlet bulu tangkis binaan Djarum dan tahun depan harus berhenti begitu saja hanya karena isu eksploitasi anak yang dihembuskan KPAI dan salah satu LSM.
Sangat disayangkan ketika nanti kita
tidak pernah lagi punya juara dunia bulu tangkis dan hanya menjadi pecundang di
berbagai event olahraga. Apa mungkin KPAI dan LSM tersebut bisa mencetak juara
dunia baru di olahraga bulu tangkis yang kita banggakan ini???.
Terlepas dari masalah eksploitasi
anak yang mengemuka, saya rasa Djarum juga mau mendengarkan aspirasi dari pihak
lain dan mereka tidak serta merta memaksakan kehendak sesuai keinginan mereka.
Paling tidak ada solusi dari masalah yang sedang mengemuka ini,
Memang segala sesuatunya kalau dilihat
dari sisi negatif hanya akan mempersulit bangsa ini untuk maju. Kalau saya
percaya bahwa ada niat baik dari Djarum untuk memajukan olahraga bulu tangkis
di Indonesia dengan mencetak juara-juara dunia baru seperti Kevin Sanjaya dan
Tantowi Ahmad misalnya yang merupakan atlet jebolan PB Djarum.
Sekali lagi, saya bukannya membela
Djarum karena saya juga bukan perokok tapi kalau ada niat baik perusahaan rokok
untuk memajukan bangsa ini lewat beasiswanya kenapa yang disorot hanya hal-hal negatifnya saja.
Komentar
Posting Komentar