Gua Hanya Seorang Pejalan Kaki
Beberapa hari terakhir ada hal yang selalu mengusik rasa
keadilan gua. Iya, kecelakaan yang melibatkan artis Ari Wibowo dan menewaskan seorang penyeberang jalan yang
juga seorang kakek berumur 80 tahun bernama Chasmadi. Kakek malang ini pun akhirnya meninggal dan menyisakan duka
yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.
Belakangan, kabar ini berlanjut dengan kabar adanya gambar
dari cctv yang menyatakan bahwa ternyata Ari Wibowo yang sebelumnya di tetapkan
menjadi tersangka berubah menjadi korban. Sementara kakek malang tadi jika
dilihat dari cctv dinyatakan bersalah karena menyeberang jalan sambil lari dan
membelakangi jalan…
Disinilah letak kegelisahan gua, karena gua berpikir, apapun
kondisinya terlepas itu benar atau salah, menabrak orang apalagi sampai
menghilangkan nyawa orang tetaplah sebuah kesalahan. Okelah misalnya si kakek yang salah menyebrang
di saat yang salah, tapi kan bukan harus ditabrak juga, mungkin kalau lebih
hati-hati nyawa si kakek engga sampe melayang. Bukankah dia lari menunjukan
kalau dia juga ingin buru-buru dan menghindari dirinya ditabrak motor ataupun
mobil yang lewat.
Mungkin kebetulan saja yang menabrak seorang Ari Wibowo yang
mau bertanggung jawab dan membawa si kakek malang tadi ke rumah sakit Pertamina
meskipun akhirnya nyawa nya tidak tertolong juga. Sang artis pun memiliki
itikad baik dengan memberikan bantuan serta mau menjadi orang tua asuh bagi
anak sang kakek yang paling kecil.
Apa jadinya kalau yang menabrak misalnya seorang pengendara
motor Katro yang tidak punya sim, kere dan bahkan motornya pun hasil kreditan
yang belum lunas, apakah dia mau bertanggung jawab jika menabrak orang. Gua
rasa mustahil dan entah bagaimana nasib si kakek jika ditabrak pengendara motor
berkategori seperti ini. Tambah ironis lagi jika sang kakek masih disalahkan.
Sekarang gua kasih analogi lain, misalnya saja ada
pengendara motor yang tewas di tabrak busway, kenapa supir buswaynya juga harus
diproses hukum padahal jelas-jelas yang
salah sang pengendara motor yang nekat masuk jalur busway. Supir busway tahunya
jalur yang dia lewati itu bebas dari motor dan mobil karena busway memang punya
jalur khusus jadi mereka mau berjalan pun harusnya tidak ada penghalang.
Pengendara motor juga harusnya sadar, ketika dia berani
masuk jalus busway berarti dia harus siap mati ditabrak busway karena itu
kesalahan yang harusnya menjadi resiko yang harus dia tanggung. Seharusnya supir busway juga dikategorikan
menjadi korban dan bebas dari jeratan hukum karena kesalahan murni bukan karena
kelalaiannya. Sekalipun dia mengemudikan busway nya dalam kecepatan berlebih
tapi selama masih dalam jalurnya maka itu tidak menjadi masalah.
Balik lagi ke masalah pejalan kaki, Gua yang sehari-hari
menjadi pejalan kaki sama seperti kakek malang itu pun selalu was-was ketika
harus menyebrang jalan, bukannya kenapa, setiap gua nyebrang gua harus ekstra
keras untuk memberhentikan motor-motor yang sepertinya tidak punya rem di
motornya itu. Kadang gua harus mengangkat tangan memberi tanda dengan harapan
sang pengendara motor mau sedikit ngerem dan memberikan kesempatan nyebrang
buat gua.
Padahal neh, gua nyebrang itu dengan kondisi lampu lalu
lintas yang udah merah dan harusnya itu menjadi kewajiban pengendara motor
untuk berhenti dan memberikan kesempatan
gua untuk nyebrang. Tapi pengendara motor tetap tidak peduli dan terus memacu kendaraannya
hingga melewati garis putih, garis dimana mereka harusnya berhenti.
Sekarang yang menjadi pertanyaan besarnya adalah apakah pengendara motor di Jakarta mau ngerem dan mau memberikan kesempatan kepada penyebrang jalan untuk melintas dengan nyaman ???
Ah sudahlah, biar pertanyaan itu tetap menjadi pertanyaan dan buat yang kebetulan ada pengendara motor
yang membaca tulisan ini semoga dalam hatinya bisa menjawab , “iya gua mau
ngerem demi keselamatan kita bersama di jalan”.
Semoga ke depannya tidak ada lagi Chasmadi-Chasmadi lain
yang menjadi korban tabrakan. Semoga para pejalan kaki seperti gua ini bisa
lebih ekstra hati-hati lagi ketika berada dijalan raya. Buat pengendara motor,
ah sudahlah…
kembali lagi…, gua hanya seorang pejalan kaki.
Haloo bule, menarik membaca tulisan anda tentang bang Ahmad Calo Tiket, kebetulan saya lgi ada kaitan dgn tulisan itu..sy jg pelanggan bang ahmad ini (klo emg yg dimaksud sama) bbrpa hari kmrn sy udh pesan tike ke dia, tp krna ada error HP jdi kontak kehapus semua..bolehkah sy minta tlg minta kontak bang ahmad, atau klo tidak merepotkan tlg di smsan ke nomer saya 08179234994, sy perlu sekali krna sudah pesan 10 tiket utk konser Steve Vai senin besok..maaf klo jdi ga nyambung, mksih yaa bantuannya..sukses trs blog nya
BalasHapus