Sesaat Mengenang Sosok Pak Ius

Beberapa hari lalu, gua mendengar kabar kalau Redaktur Pelaksana koran tempat dulu gua bekerja Monitor Depok Meninggal Dunia. Iya, Pak Ius yang kalem dan sederhana yang mejanya berada dipojok deket tangga telah menghembuskan nafas terakhirnya pada Senin 3-12 -2012.

Sejenak pikiran gua melayang pada masa dimana gua menjadi bagian dari Keluarga Besar Monde (begitu koran ini biasa disebut) sekitar 6 tahun yang lalu. Saat itu pertama kali gua bertemu sosok Pak Ius yang selalu tampil rapih dengan baju dimasukinnya yang menjadi ciri khas beliau. Gua selalu menundukan kepala kalau ketemu sambil menegur "Pak" begitu sapa gua setiap berpapasan dengan Pak Ius.

Beberapa waktu berjalan, gua mulai sering ngobrol dengan beliau. Apalagi setiap Maghrib tiba, biasanya gua selalu shalat berjamaah bareng beliau. Beliau imam dan gua dibelakang makmum. Setelah shalat selesai, biasanya kita suka ngobrol-ngobrol santai selepas menulis berita dengan sedikit dikejar deadline yang tidak bisa ditawar-tawar karena memang Monde adalah sebuah surat kabar harian.

Setiap kali ada kesempatan ngobrol, Kita bisa ngobrolin berbagai macam hal mulai dari Politik nasional dan juga lokal di Depok sendiri, olahraga sampai cerita beliau mengenai pengalamannya menjadi wartawan. Dari obrolan itu jugalah akhirnya gua di rekomendasikan Pak Ius untuk meliput Pekan Olahraga Provinsi Jawa Barat yang saat itu berlangsung di Karawang.

"Saya merekomendasikan Mas Tauhid, karena saya menilai pengetahuan tentang olahraganya lumayan mumpuni" Begitu ucapan beliau suatu sore saat rapat redaksi terjadi di lantai 3 sebuah Ruko di kawasan Margonda dimana gua berkantor.

Akhirnya, dari omongan Pak Ius di rapat redaksi itu, gua dipercaya Pemred Monde saat itu Pak Nyoto (yang juga sudah Almarhum) untuk berangkat ke medan peperangan bernama Karawang seorang diri. Kenapa gua sebut ini medan peperangan, karena waktu itu gua seorang wartawan baru yang bener-bener Fresh from oven dari kampus bernama IISIP Jakarta.

Sekitar dua minggu disana, gua sikat semua liputan olahraga yang diikuti kontingen Depok dan Tulisan-tulisan gua dimuat satu halaman khusus Porprov di Monde. Sempet jungkir balik karena kerja sendirian, tapi inilah pengalaman pertama gua liputan keluar kota dan meliput event yang lumayan bergengsi untuk kawasan Jawa Barat ini.

Selesai liputan di Karawang, gua dipercaya masuk desk olahraga dan mewarnai halaman berita olahraga di Monde. Saat itu Pak Ius mau masuk usia pensiun dan engga lama Pak Ius akhirnya pensiun dari Monde diwarnai acara makan-makan bersama di kantor.

Sebelum pensiun, dalam satu kesempatan ngobrol setelah shalat beliau cerita pengalamannya sebagai wartawan. Pak Ius bilang kalau jadi wartawan itu harus liar baik sikap maupun pemikirannya. Omongan itu membuat gua sempet mikir, Keliaran seperti apa yang ada dalam maksud omongan itu.

Tapi pelan-pelan gua mulai mengerti dan menjalani "Keliaran" menjadi wartawan. Setidaknya saat ini gua bisa liar menulis berbagai hal entah itu musik, pendidikan, wisata sampai menulis hal-hal yang ringan cenderung tidak berisi (kebetulan kantor gua sekarang megang beberapa website yang masing-masing website berbeda isi dan tujuannya) dan gua bisa begitu liarnya merangkai kata-kata menjadi kalimat untuk kemudian menjadi enak dibaca kepada para pembaca website yang dikelola kantor ini.

Sekarang sang pemberi inspirasi Liar sudah tutup usia dan obrolan-obrolan santai gua sama beliau bakalan menjadi kenangan yang mahal. Selamat jalan Pak Ius, semoga semua amal baik diterima disisi Allah SWT.     

Komentar

Postingan Populer