Sebuah Harapan akan Keadilan dan Kedamaian Untuk Kota Khojaly
Ada raut wajah kesedihan dan keprihatinan di wajah Ruslan
Nasibov, selaku Counsellor/Deputy Chief of Mission Embassy of The Republic of
Azerbaijan, yang saya lihat pagi itu di acara Kajian Islam Bulanan Bersama KH.
Yusuf Mansur di Masjid Istiqlal Minggu (25/2) kemarin. Raut wajah seperti
membayangkan peristiwa yang terjadi 25 tahun yang lalu tepatnya 25 Febuari 1992
di sebuah kota kecil bernama Khojaly.
Keadilan dan kedamaian untuk Khojali |
Khojaly, nama ini sebenarnya masih terasa asing buat
saya. Bahkan, sampai hari Minggu kemarin
ketika melangkahkan kaki ke Istiqlal saya masih bertanya-tanya ada apa
sebenarnya dengan Khojaly.
Sampai pada akhirnya saya tiba di Masjid Istiqlal
barulah mata saya terbuka dan melihat apa yang sesungguhnya terjadi di Kota Khojaly.
Iya, Minggu pagi itu saya mengikuti sebuah peringatan sosial Justice For Khojaly,
sekaligus memperingati 25 tahun kejadian pembantaian massal yang dilakukan
tentara Armenia terhadap warga sipil di Kota Khojaly. Saya pun langsung terdiam
dan merasakan keprihatinan ketika menyaksikan video tentang pembantaian massal
terhadap warga Muslim di Kota Khojaly yang diputar oleh kedutaan Azerbaijan.
Khojali merupakan sebuah kota kecil yang terletak di negara Azerbaijan |
Dari video itu akhirnya saya tahu kalau Khojaly adalah
sebuah kota kecil di Azerbaijan yang berada di kawasan administratif negara
bagian Nagorno Karabakh, di jalan Agdam - Susha, Khankendi (Stepanakert) -
Askeran dekat dengan bandara wilayah ini. Berpenduduk tercatat melebihi 7 ribu
jiwa.
Malam itu, tepatnya tanggal 25 Febuari 1992, Kota
Khojaly kembali di serang secara brutal dari kawasan Khankendi dan Askeran yang
telah dikuasai pasukan Armenia. Tengah malam saat pergantian dari tanggal 25 ke
26, tentara Armenia didukung oleh bekas resimen 366 Soviet menyerang kota yang
telah dikepung untuk pembersihan etnik Azerbaijan. Kerjasama mereka menjadikan
kota yang telah terkepung ini menjadi puing-puing karena serangan senjata yang
membabi-buta.
Dari serangan ini, warga Khojaly mencoba menyelamatkan
diri di tempat-tempat terdekat seperti hutan dan pegunungan. Apapun yang tengah
berlangsung, upaya tindakan hukum untuk menahan serangan yang dilakukan oleh
sebuah tim NK untuk menahan tindakan tentara setelah bekerjasama dengan
kepolisian untuk mengawal pengungsian sipil-sipil yang tak terlindungi dari
pembantaian, pembunuhan, mutilasi dan pemenggalan adalah sebagai tropi peperangan
yang sangat buruk bagi Karabakh.
Dalam beberapa jam saja, serangan di malam yang tidak
akan mungkin dilupakan untuk masyarakat Azerbaijan dan warga Khojaly khususnya
itu sebanyak 613 sipil terbunuh termasuk didalamnya 106 wanita, 83 anak-anak.
56 enam orang terbunuh secara sadis , 8 keluarga dimusnahkan secara total; 25 anak-anak
kehilangan kedua orang tua, 130 anak-anak kehilangan salah satu orang tua, 1275
penduduk tak bersalah disandera dalam penyerangan ini dengan siksaan yang
sangat menyakitkan pada kurun waktu 3 tahun pertama konflik ini.
Mr Ruslan Nasibov bersama Ustad Yusuf Mansyur dan jamaah yang ikut mendoakan kedamaian dan keadilan untuk Khojali |
Dari video dan cerita tentang Kota Khojaly yang saya dengar dari Mr. Ruslan Nasibov, membuat saya tidak berhenti berdoa untuk kedamaian warga masyarakat di sana. Betapa saya di sini, di Indonesia, bersyukur merasakan Negara saya yang damai dan saya juga selalu berharap dihati kecil saya untuk kedamaian dan keadilan di Kota Khojaly.
aamiin :)
BalasHapus