Hermawan Kertajaya Tampil Memikat di Konfrensi Digital Marketing From Trend to Necessity



Tokopedia lebih besar dari Bukalapak dan faktanya brand Tokopedia sangat kuat itulah kata-kata dari Hermawan Kertajaya, founder sekaligus Chairman MarkPlus Inc yang membuat saya dan mungkin para undangan Konfrensi Digital Marketing From Trend to Necessity terkesima dengan materi yang diulas Hermawan yang hari itu menjadi keynote speech di acara yang digagas Indonesia X ini.
Hermawan Kertajaya saat menjadi keynote speech dalam Konfrensi Digital Marketing From Trend to Necessity IndonesiaX
Kucuran dana dari raksasa e-commerce Alibaba group yang konon mencapai 14 triliun rupiah memang menjadi perbincangan menarik didunia e-commerce Indonesia belakangan ini. Topik ini juga diangkat oleh Hermawan yang mencoba mencari tahu apa sebenarnya yang menyebabkan Alibaba group begitu tertarik dengan Tokopedia. Kalau dari analisa Hermawan Kertajaya, salah satu sukses Tokopedia dilirik Alibaba group karena menerapkan prinsip C to C  alias Customer to Customer yang belum diterapkan oleh e-commerce lainnya di Indonesia.

Selain Hermawan Kertajaya, dalam acara Konfrensi Digital Marketing From Trend to Necessity hadir juga instruktur Indonesia X yang juga Managing Director Paramount Enterprise, Budianto Andreas Nawawi,  yang membahas mengenai Generasi Z yang belakangan seperti merajai sisi kehidupan di dunia. Satu yang saya catat dan menurut saya menarik tentang Generasi Z ini adalah Gen Z ini memiliki ciri khas yaitu bagaimana mereka begitu dekat dengan teknologi dan sangat terkoneksi satu dengan lainnya, ciri lainnya, memiliki tingkat pendidikan yang baik, bersifat realis, sosial, dan juga kaum visual. Satu kelebihan dan ini hal yang sangat positif menurut saya adalah Gen Z sangat dekat dengan keluarga.
Budianto Andreas Nawawi yang membahas seluk beluk Generasi Z yang merajai dunia
 Budianto yang sepertinya sangat memperhatikan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan Gen Z  menyebut  Generasi ini sangat mementingkan jati diri dan ingin eksis. Mereka bakal merasa naik kelas jika mendapat banyak perhatian dari sekeliling dan yang utama dari followernya di sosial media. Karenanya, mereka rela menghabiskan duit mereka untuk menuju tempat-tempat yang dianggap keren hanya untuk posting di sosial media mereka. Hal ini tentu saja menguntungkan bisnis hiburan dan travelling yang belakangan makin bersinar sejak generasi ini unjuk gigi di dunia. “Bayangkan sodara, tempat minum kopi kekinian aja mereka tahu padahal kedai kopinya itu tidak ada plang atau papan namanya tapi disitu ramai sekali pengunjung” cerita Budianto dengan sedikit terheran-heran.

Tidak hanya dari praktisi saja pembicara dalam acara ini, namun Indonesia X juga menghadirkan pandangan dari sisi pemerintahan yang dalam hal ini diwakili oleh Dirjen Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informasi  Semuel Abrijani Pangerapan. Samuel yang hadir mewakili menteri Rudiantara yang berhalangan hadir karena harus ke China mengangkat tema The Digital Energi of Asia. Dalam pembahasannya, Samuel menyoroti tentang internet yang saat ini sudah menjadi bagian dari keseharian masyarakat kota. Namun menurutnya, hal ini tidak diikuti dengan keberadaan internet di daerah-daerah yang menurut Samuel masih sangat minim.  “Saat ini pengguna internet sudah melebihi 132 juta. Ke depannya jumlah ini pasti akan terus meningkat, apalagi Indonesia sedang gencar melakukan proyek Palapa Ring” ujar Samuel.
  
Dengan adanya proyek Palapa Ring ini Samuel berharap tahun 2019 jaringan broadband akan menjangkau seluruh kabupaten di Indonesia. “Semoga tidak ada lagi kesenjangan informasi antara perkotaan dan daerah perbatasan terluar karena jaringan internet sudah merata. Hal ini tentunya bisa menjadi peluang untuk meningkatkan pertumbuhan e-commerce dengan akses internet yang lebih mudah dan cepat.” harap Samuel.
Lucy Mangoendipoero Pandjaitan memberikan plakat Hermawan Kertajaya seusai memberikan materi di acara Digital Marketing From Trend to Necessity
Sementara, selaku tuan rumah acara, Lucy Mangoendipoero Pandjaitan , Presiden Direktur dan CEO IndonesiaX menjelaskan kegitan konferensi ini merupakan yang kelima diadakan oleh IndonesiaX. Buat yang belum tahu apa itu IndonesiaX, Lucy menjelaskan IndonesiaX  merupakan MOOC (Massive Open Online Course) atau kursus online secara cuma-cuma.

Lucy menambahkan, Saat ini sudah ada 21 kursus dimana temanya beragam dari pemasaran, broadcasting hingga manajemen keamanan TI. Pengajarnya juga ada yang berasal dari kampus terkenal seperti ITB dan ITS, institusi swasta seperti NET. , BUMN seperti BNI dan sebagainya. Ke depan, IndonesiaX akan menggandeng lebih banyak universitas terkenal seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Padjajaran, dan Universitas Bina Nusantara.

Komentar

  1. Pak Hermawan memang jadi magnet yang kuat pada konferensi kemarin ya..salut dengan beliau

    BalasHapus
  2. Pak Hermawan Kertajaya meskipun sudah berusia 70 tahun tetap kelihatan segar dan sehat ya. Pemaparan mengenai marketingnya asyik seperti bercerita aja. Beruntung ya kita bisa ikutan acara ini, mas Bule 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba, seneng ya kemaren lihat dia presentasi :)

      Hapus
  3. Beliau salah satu role model para marketer Indonesia

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer