Ketika Stasiun Bogor Jadi Tempat Belajar Sejarah dan Nge-Doodle yang Menyenangkan
Hari Minggu (22/1) kemarin menjadi
hari yang menyenangkan buat saya. Kenapa menyenangkan, karena untuk pertama
kali saya belajar nge-Doodle bareng temen-temen blogger di Stasiun Bogor. Pemilihan
Stasiun Bogor juga menjadi menarik karena jarang-jarang saya bisa singgah untuk
waktu yang lama di stasiun yang sudah menjadi kawasan cagar budaya di Kota Bogor
ini.
Pak John Bento saat memberikan sambutan di hadapan blogger dalam workshop doodle bersama stabilo |
Setelah menempuh perjalanan hampir
45 menit lamanya dari Stasiun Cawang, akhirnya saya menginjakan kaki di Stasiun
Bogor. Begitu sampai, sudah banyak teman-teman blogger yang sudah sampai dan
siap belajar doodle. Saya pun kemudian membaur untuk siap menerima materi
nge-doodle dari Mba Tanti Amelia. Namun sebelum masuk ke materi belajar doodle,
kita semua disambut oleh Kepala DAOPS 1, Bapak John Bento selaku tuan rumah di
Stasiun Bogor.
para blogger ketika berada di ruang aula lantai 2 di Stasiun Bogor |
Pak John, begitu sapaan akrabnya,
menjelaskan bagaimana setiap harinya Stasiun Bogor melayani para pengguna
kereta Commuterine jurusan Kota dan Tanah Abang. Berbagai kendala tentu saja
sering menjadi bagian dalam kesehariannya, namun semua itu mampu diatasi dengan
baik sehingga para pengguna kereta api Commuterline bisa terlayani dengan baik
Pada kesempatan itu, Pak John juga
mengajak kami untuk berkeliling Stasiun Bogor. Kami diajak ke lantai 2 stasiun
dimana terdapat sebuah ruangan terbuka seperti aula yang menyimpan cerita
sejarah. Dahulu dari ruangan ini kita bisa melihat pemandangan Kebun Raya Bogor
yang lokasinya tidak jauh dari Stasiun Bogor. Stasiun Bogor yang dibangun sejak
1872 dan selesai pada 1880 ini dahulu menjadi jalur transportasi untuk Gubernur
Jenderal Hindia Belanda menuju Kebun Raya Bogor. Saat ini keberadaan Stasiun
Bogor sudah menjadi cagar budaya yang dilindungi karena menjadi salah satu
bangunan peninggalan Belanda.
Mba Tanti Amelia lagi membuat doodle The Future Station |
Selesai melakukan napak tilas
sejarah Stasiun Bogor, nge-doodle pun dimulai. Sebelum belajar membuat doodle,
kita semua dibagikan tiga buah stabilo untuk membuat serta memberi warna pada
doodle yang kita buat. Mba Tanti Amalia yang menjadi pengajar mulai
memperkenalkan apa itu doodle. Doodle merupakan seni menggambar bebas yang
dahulu digunakan sebagai sandi ketika jaman perang dunia ke-2. Karena hari itu
kita belajar doodle nya di stasiun, Mba Tanti akhirnya mengangkat tema stasiun
sebagai objek doodle kita semua.
Biar doodle tambah bagus diwarnai pake stabilo |
Melihat cara mba Tanti nge-doodle
kayanya seru juga. Dari coretan-coretan bebas akhirnya terbentuk sebuah gambar
yang dinamakan the future station. Saya
yang memang tidak bisa gambar ini, akhirnya membuat gambar yang menurut saya
agak absurd he..he… maksudnya sih
menggambar stasiun, tapi apa daya ternyata saya menggambar lebih ke gunung
sepertinya daripada gambar stasiun. Tapi gambar saya sedikit ketolong berkat stabilo
yang menghadirkan spidol dengan beragam warna yang membuat gambar saya terlihat
menjadi sedikit menarik meskipun engga tertolong juga he..he..
Paling bawah itu hasil doodle saya yang agak-agak absurd :) |
Akhirnya doodle pertama yang sedikit
absurd ini saya masukan ke dalam bingkai yang sudah diberikan ke setiap
blogger. Biar engga jelas gambar apa, tapi lumayan juga neh gambar ketika sudah
masuk kedalam sebuah bingkai berwarna hitam. Hasil ngedoodle pertama saya
bakalan saya pajang di kamar, buat kenang-kenangan pernah ngedoodle bareng stabilo
di stasiun bersejarah di Kota Bogor.
Mantab bro. Ulasan yg menarik
BalasHapusmakasih broh udah mampir :)
BalasHapusMas Bro tulisan mantap..bertandanglah dan sejenak berkomentar di lapak aku http://charlesemanueld.blogspot.co.id/2017/01/teman-terbaik-membidani-ekspresi-diri.html
BalasHapussiap om charles :)
Hapus