Ini (Tidak ) serius

Yang bener neh judulnya…, serius apa engga serius le….., tanya otak gua kepada jari-jemari tangan yang mulai menulis kalimat demi kalimat di blog ini. Serius apa engga serius itu bukan masalah, yang penting adalah ide-ide dalam otak gua ini bisa tersalurkan melalui ‘Silahkan Baca Pikiran Saya Ini’. Itu saja titik.

Pariwisata…. Ya kata itu yang satu bulan ini akrab dalam otak gua, tepatnya ketika gua memulai kembali karir jurnalis gua di salah satu majalah wisata (bisa dibilang begitu) bernama Kopermagz. Gua buka tuh cakrawala pengetahuan gua mengenai pariwisata mulai dari Lembaga Negara yang mengurusi Pariwisata bernama Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) sampai browsing tempat-tempat indah dan exotis yang dalam istilah sekarang disebt Destinasi yang banyak dikunjungi wisatawan asing maupun dalam negeri.

Jujur.., gua emang rada awam dengan dunia ini sebelumnya, selama ini gua hanya penikmat pariwisata alias suka jalan-jalan ke objek (bukan) pariwisata tanpa pernah mikirin bakal nulis objek wisata tersebut maklum saat itu gua kerja kantoran yang memang tidak pernah berhubungan dengan namanya berita, feature, kolom, artikel dan karya jurnalistik lainnya.

Tapi… kali ini, gua udah menggeluti lagi profesi sebagai jurnalis, dan sebagai salam kembalinya gua di profesi ini, gua mendapat ucapan selamat dari temen gua Petrus yang ketemu di Kantor Kemenbudpar di bilangan Merdeka Barat sana. Sambil salaman dia berkata “selamat datang kembali di habitat lu le” begitu ucapan dia, sementara gua yang denger Cuma cengar-cengir doang. Iya.. liputan pertama gua setelah kembali sebagai jurnalis adalah ke kantor Kemenbudpar.

Oke dah…, sebenernya yang gua tulis diatas Cuma basa-basi doang karena di bawah ini ada tulisan yang agak-agak serius tapi tenang aja kalo dibaca juga engga bikin kening berkerut dan keliatan tua dah. Pokoknya Cuma sedikit tulisan tentang pariwisata. Ya lagi-lagi pariwisata.

Sekarang…, kunci pintu…, tutup jendela…, dan nyalakan lampu lalu bacalah pada saat tenang. Satu….. dua.... tiga…....,

Keamanan harga mati di Pariwisata

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik dalam penandatanganan MOU keamanan dengan Kepolisian RI sempat mengatakan mengenai teori pariwisata yang berbunyi Aman adalah harga mati, tanpa keamanan, pariwisata akan mati. Saya berpikir, Begitu penting kah keamanan dalam mendukung sebuah industri yang bernama pariwisata.

Jika melihat keadaan Indonesia satu tahun belakangan ini, memang keamanan Negara ini bisa dibilang cukup kondusif, tidak heran Menteri Jero Wacik merasakan kebahagiaan atas hasil kerja Kepolisian yang menciptakan rasa aman di masyarakat. Keamanan ini juga bisa menjadi jaminan bagi para wisatawan asing yang ingin berkunjung ke destinasi pariwisata yang tersebar di seluruh Indonesia.

Jero Wacik mencontohkan ketika bom bali terjadi jumlah kunjungan wisatawan asing menurun drastis bahkan banyak kamar hotel di Bali tidak terisi penuh. Banyak wisatawan memilih keluar dari bali demi keselamatan mereka. Jumlah wisatawan asing yang datang ke Indonesia pun ‘hanya’ mencapai 4,5 juta. Sebuah keadaan yang jauh dari kata menggembirakan tentunya.

Saat ini, Kemenbudpar memang sedang bekerja keras mempromosikan pariwisata ke seluruh dunia, tidak tanggung-tanggung, lembaga negara yang mengurusi pariwisata ini sampai merilis sepuluh destinasi pariwisata yang layak dikunjungi di Indonesia. Salah satu elemen penting dari promosi keluar negeri adalah bagaimana Kemenbudpar meyakinkan kedunia pariwisata internasional bahwa Indonesia sudah aman .

Melihat pencapaian yang telah dilakukan Kemenbudpar tahun lalu dari Pariwisata dengan menghasilkan devisa sebesar USD 7,6 Miliar dan mendatangkan sekitar 7 juta turis asing ke Indonesia membuktikan bahwa dunia pariwisata internasional mulai percaya bahwa keadaan Indonesia sudah aman. Pencapaian ini menurut Jero sebagai rekor baru karena Indonesia tidak pernah mencapai angka ini di tahun-tahun sebelumnya.

Tahun ini, Kemenbudpar telah mematok angka 7,7 juta wisatawan asing sebagai target optimis dan memasang branding Wonderful Indonesia sebagai “jualan” kepada wisatawan asing. Target yang tidak main-main tentunya melihat animo wisatawan asing terhadap Indonesia masih terbilang besar. Apalagi tahun ini Kemenbudpar juga melakukan pengembangan wisata kapal pesiar yang apabila kondisi di destinasi pariwisata tidak aman, kapal yang terkenal mewah itu tidak mungkin akan bersandar di sini.

Sekarang tinggal bagaimana Kepolisian RI bekerja keras menjaga setiap jengkal tanah di Indonesia agar keadaan kondusif ini bisa berlangsung terus menerus, kita juga patut mengacungkan jempol untuk kinerja Kepolisian yang seperti tidak lelah memberantas kegiatan terorisme di Indonesia.

Kita semua tentu senang dan menyambut gembira bila semakin banyak wisatawan asing yang datang ke Indonesia. Bukan hanya pariwisata yang tumbuh subur, tapi juga kegiatan ekonomi masyarakat menengah ke bawah bisa lebih menggeliat dari pariwisata ini.

Komentar

  1. waah..kerjaan lo seru ya le yang sekarang :) kalo koper magz buka lowongan graphic design, kabarin gw ya..hihi…btw, tulisan lo kali ini berdasarkan in-depth research ya, mantap le! maju terus Indonesia! (di segala aspek, pariwisata, ekonomi,keamanan, dll)

    BalasHapus
  2. gua seneng cha gabung disini, nanti kalo ada lowongan, gua kabarin ya. engga ini opini gua aja berdasarkan data-data yang selama ini gua dapet.

    BalasHapus
  3. beuugh mantap le...lanjutkaan perjuangan mu, yang penting total :D

    BalasHapus
  4. wew mantap dah tulisannya.
    di tunggu curhatan berikutnya :p

    BalasHapus
  5. @icha : udah kaya presiden aje lanjutkan cha he..he.. @Bang Oma : siap..., thanks ye udah jadi followers blog gua.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer